Cerita ini adalah "kisah nyata" yang pernah terjadi di Amerika.
Seorang pria membawa pulang truk baru kebanggaannya, kemudian ia meninggalkan truk tersebut sejenak untuk melakukan kegiatan lain.
Anak lelakinya yang berumur 3 tahun sangat gembira melihat ada truk baru, ia memukul-mukulkan palu ke truk baru tersebut. Akibatnya truk baru tersebut penyok dan catnya tergores.
Pria tersebut berlari menghampiri anaknya dan memukulnya, memukul tangan anaknya dengan palu sebagai hukuman. Setelah sang ayah tenang kembali, dia segera membawa anaknya ke rumah sakit. Walaupun dokter telah mencoba segala usaha untuk menyelamatkan jari-jari anak yang hancur tersebut, tetapi ia tetap gagal.
Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan amputasi semua jari pada kedua tangan anak kecil tersebut.
Ketika anak kecil itu sadar dari operasi amputasi dan jarinya telah tidak ada dan dibungkus perban, dengan polos ia berkata, "Papa, aku minta maaf tentang trukmu." Kemudian, ia bertanya, "tetapi kapan jari- jariku akan tumbuh kembali?" Ayahnya pulang ke rumah dan melakukan bunuh diri.
Renungkan cerita di atas! Berpikirlah dahulu sebelum kau kehilangan kesabaran kepada seseorang yang kau cintai. Truk dapat diperbaiki. Tulang yang hancur dan hati yang disakiti seringkali tidak dapat diperbaiki.
Terlalu sering kita gagal untuk membedakan antara orang dan perbuatannya, kita seringkali lupa bahwa mengampuni lebih besar daripada membalas dendam.
Orang dapat berbuat salah. Tetapi, tindakan yang kita ambil dalam kemarahan akan menghantui kita selamanya.
Tahan, tunda dan pikirkan sebelum mengambil tindakan.
Mengampuni dan melupakan, mengasihi satu dengan lainnya.
Ingatlah, jika kau menghakimi orang, kau tidak akan ada waktu untuk mencintainya.
Akankah kita bisa melakukannya?
Kamis, 24 Desember 2009
pengendalian diri
Diposting oleh Agung muharom di 11.05 0 komentar
Sabtu, 19 Desember 2009
Renungan di akhir tahun
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang berakal…” (QS. Yusuf ayat 111).
Sangat penting mempelajari sejarah dakwah Islam di Indonesia. Sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an ayat 111 bahwa mempelajari sejarah terdapat ibrah (pelajaran). Dengan memepelajari sejarah di masa lampau, kita dapat mengambil pelajaran untuk di masa yang akan datang dibuat perencanaan atau konsep yang lebih baik khususnya untuk dakwah di tanah air kita, Indonesia. Sesuai dengan hadist Rasulullah:
“Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini “.
Bahasa merupakan nilai tertinggi dari suatu peradaban. Suatu bangsa dipengaruhi nilai tertentu jika bahasanya dipengaruhi oleh nilai tersebut. Bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab (bahasa Al-Qur’an) contohnya kata ibarat yang kata dasarnya dari ibrah ini yang bermakna pelajaran dan masih banyak lagi bahasa indonesia yang berasal dari bahasa Arab. Ini membuktikan bahwa budaya Indonesia sudah dipengaruhi oleh budaya islami.
Akan tetapi, di akhir tahun ini kenyataan berbeda dengan yang terjadi sebelumnya, perjuangan yang telah dilakukan oleh orang-orang terdahulu seakan sirna tiada bekas sedikit pun. Ini merupakan suatu pekerjaan rumah bagi kita selaku generasi muda untuk mengembalikan negri ini kembali menuju jalan paradigma surgawi.
Diposting oleh Agung muharom di 22.57 0 komentar
Kamis, 03 Desember 2009
Mandalawangi Pangrango
Senja itu ketika matahari turun kedalam jurang-jurangmu
aku datang kembali
kedalam ribaanmu dalam sepimu
dan dalam dinginmu.
Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku.
Aku cinta padamu Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta.
Malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi
kau datang kembali
dan berbicara padaku tentang kehampaan semua.
Hidup adalah soal keberanian menghadapi yang tanda tanya
tanpa kita mengerti tanpa kita bisa menawar
terimalah dan hadapilah.
Dan diantara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
aku terima itu semua melampaui batas-batas hutanmu melampaui
batas-batas jurangmu.
Aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup.
19/7/1966
'Soe Hok Gie'
Sungguh indah nyanyian hati beliau, semangat yang pantang menyerah akan hal yang luar biasa telah di buktikannya.
Sebuah motivasi yang akan memacu diri kita untuk lebih dekat dengan alam.
“ hidup adalah pendakian “
Diposting oleh Agung muharom di 09.31 1 komentar